Selasa, 27 Maret 2012

Makam Sultan Hasanuddin




Makam Sultan Hasanuddin berada di sebuah puncak bukit terbuka Tamalate yang merupakan bagian dari Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dan berjarak hanya sekitar 10 menit dari Makam Arung Palakka. Makam Sultan Hasanuddin kini menjadi salah satu obyek wisata di Kab. Gowa. Mengunjungi Komples Makam Sultan Hasanuddin berarti sekaligus mengunjungi Makam Raja-raja Gowa lainnya, antara lain Raja Gowa XIV Sultan Alauddin, Sultan Malikul Said Raja Gowa XV, I Mallingkaan Daeng Nyonri Raja Tallo, I Mangngorai Daeng Mammetta Raja Gowa X, I Mappadulung Daeng Matting Sultan Abdul Jalil Raja Gowa XIX serta raja-raja Gowa lainnya. 


Kompleks makam Raja-Raja Gowa dimana terdapat Makam Sultan Hasanuddin ini cukup luas, namun hanya beberapa pohon berukuran sedang yang tumbuh di sekitar makam, yang tidak cukup rindang untuk memberi perlindungan bagi para pengunjung. Patung Sultan Hasanuddin ini diletakkan di bangunan utama yang berada di tengah kompleks makam. Sultan Hasanuddin dikenal juga sebagai Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape adalah Raja Gowa XVI.
Sultan Hasanuddin dinobatkan menjadi raja ketika masih berusia 22 tahun. Menggantikan ayahnya yang bernama Sultan Malikussaid. Ibunda Sultan Hasanuddin, I Sabbe Lokmo Daeng Takontu, berasal dari keluarga kerajaan di Laikang. Makam Sultan Hasanuddin berada di sekitar bagian tengah kompleks makam, dengan sebuah patung ayam jantan bertengger di atas makamnya. Sultan Hasanuddin dikenal dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur, untuk menghormati keberanian dan kegigihannya dalam melawan hegemoni Belanda. 


Menurut tulisan yang terukir di makamnya, beliau lahir tahun 1629, menjadi raja tahun 1652, meletakkan jabatan tahun 1668 dan wafat tanggal 12 Juni 1670. Dimakamnya jg tertera nama Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe Mohammad Bakir yang merupakan nama kecil Sultan Hasanuddin. Raja Gowa ke 16 ini setelah masuk Islam memiliki gelar lengkap Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana. Saat itu kompeni di bawah pimpinan Laks. Cornelis Speelman berusaha menguasai perdagangan rempah dan menduduki kerajaan-kerajaan kecil di wilayah timur. 


Di saat yang bersamaan, Sultan Hasanuddin berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan tersebut untuk melawan kompeni. Saat Gowa mulai terdesak, terjadilah perdamaian Bungaya tanggal 18 November 1667. Merasa dirugikan, Sultan Hasanuddin kembali mengadakan perlawanan. kali ini kompeni meminta bantuan tentara Batavia serta berhasil menembus benteng sombaopu tanggal 12 Juni 1669. Sultan Hasanuddin adalah Raja Gowa XVI yang menghabiskan seluruh hayatnya untuk berjuang melawan penjajah belanda  dari butta Gowa. 


Pada tahun 1654, Sultah Hasanuddin konon mengirimkan sebuah armada tempur berkekuatan 100 kapal untuk membantu rakyat Maluku dalam bertempur melawan armada Belanda di bawah komando De Vlamingh Van Oudshoorn. Pertempuran besar ini dikenal sebagai Perang Hongi.Pada tahun 1655, kembali kedudukan Belanda di Buton diserang oleh Sultan Hasanuddin yang akhirnya berhasil membebaskan Buton dan Tobea dari tangan Belanda. Pada tahun 1660, armada Sultan Hasanuddin kembali berperang melawan 22 kapal perang Belanda yang berkekuatan 1.764 orang di bawah komando John Van Dam dari Batavia.

1 komentar:

  1. Tagged "twin" titanium nipples - Tioga Arts
    Tagged "twin" titanium nipples. $50. $50. $70. titanium necklace mens $70. titanium dioxide in food $80. $80. $80. citizen eco drive titanium watch Tagged titanium rings "twin" titanium 1xbet 먹튀 nipples. $50. $60. $80. $80. $80. $80. $80.

    BalasHapus